Feisal Tanjung

Feisal Edno Tanjung (lahir di Tarutung, Tapanuli Utara, Sumatera Utara, 17 Juni 1939 – meninggal di Jakarta, 18 Februari 2013 pada umur 73 tahun), putra ke-5 dari Amin Husin Abdul Mun'im dan Siti Rawani Hutagalung, adalah salah satu tokoh militer Indonesia. Feisal adalah alumni dari Akademi Militer Nasional angkatan 1961. Seorang perwira tempur, kariernya banyak dihabiskan di pasukan khusus; grup Sandi Yudha RPKAD (sekarang Kopassus) dan kemudian Brigade 17 Kostrad.
Nama "Edno" pada namanya disesuaikan dengan urutan
kelahirannya (E adalah huruf ke-5 alfabet). Ayahnya, seorang tokoh Muhammadiyah, memberi nama anak-anaknya sesuai dengan urutan kelahiran masing-masing.
Nama keluarga "Tanjung" bukan nama yang dibawa dari lahir. Tapi baru diadopsi ketika saudara tertua Feisal mulai memasuki bangku perkuliahan.
Feisal Tanjung sebelumnya tidak masuk prediksi sebagai calon Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia mengingat saat itu ada calon kuat lain, yakni Jenderal TNI Wismoyo Arismunandar yang saat itu memegang jabatan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD). Feisal Tanjung merupakan salah seorang perwira ABRI yang memegang jabatan tertinggi tanpa melalui jenjang Kepala Staf. Sebelumnya, LB Moerdani juga melaju ke jabatan Pangab tanpa melalui jabatan tersebut.
Feisal Tanjung memiliki seorang isteri bernama Masrowida Lubis dan dikaruniai 3 orang anak.
Nama Feisal mulai menjadi pembicaraan hangat setelah memimpin DKP (Dewan Kehormatan Perwira) untuk tragedi Santa Cruz di Timor Leste tahun 1991. Penunjukan Tanjung oleh Presiden Soeharto saat itu membuat heran banyak orang karena saat itu KSAD Edi Sudrajat tidak menyodorkan namanya sebagai calon ketua DKP. Hasil rekomendasi DKP yang paling nyata adalah pencopotan Mayjen Sintong Panjaitan - salah satu perwira yang bersinar saat itu - dari jabatan Pangdam Udayana. Selain itu juga diberhentikannya Brigjen Rudolf Warouw dari Panglima Komando Pelaksana Operasi Timor Timur serta Kapten Choki Aritonang dan beberapa bawahannya sebagai perwira pelaksana di lapangan. Semuanya dicopot sebagai reaksi pemerintah memenuhi tuntutan internasional akan penanggungjawab terjadinya kerusuhan di Santa Cruz Timor Timur yang mencoreng citra RI masa itu. Saat menjabat Pangab, terjadi friksi antara kubu Feisal Tanjung dan kubu R. Hartono (KSAD), juga adanya rumor penggolongan ABRI Hijau dan ABRI Merah Putih.
Jenderal Feisal Tanjung meninggal pada hari Senin tanggal 18 Februari 2013 di Jakarta dan Dimakamkan di TMP Kalibata.

Karier Militer
Di bawah ini adalah karier Feisal Tanjung sejak di militer hingga memiliki jabatan di Kabinet Pembangunan VII:[2]
Danton 1 Ki 2 Kodam XV/Pattimura
Danki RPKAD
Dan Group I RPKAD
Dosen Seskoad, 1972
Kasbrigif Linud 17 Kostrad
Danbrigif Linud 17 Kostrad
Asops Kaskostrad
Kas Kopus Linud Kostrad
Pangkopur Linud Kostrad
Danpussenif 1983-1985
Pangdam VI/Tanjungpura, 1985
Danseskoad, 1987-1992
Kasum ABRI, 1992
Panglima ABRI, 1993
Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan dalam kabinet Pembangunan VII masa kerja 14 Maret 1998 - 21 Mei 1998

Tanda Jasa
Bintang Mahaputera Adi Pradana
Bintang Yudha Dharma Pratama
Bintang Kartika Eka Paksi Pratama
Bintang Kartika Eka Paksi Utama
Satya Lencana Dharma X
Satya Lencana GOM III (RMS)
Satya Lencana Wira Dharma / Dwikora
Satya Lencana Dharma/Trikora
Satya Lencana Penegak G30S/PKI
Satya Lencana GOM IX/Raksasa Dharma
Satya Lencana Kesetiaan VIII
Satya Lencana Kesetiaan XVI
Satya Lencana Kesetiaan XXIV
Satya Lencana Kesetiaan XXXII
Satya Lencana Seroja
Satya Lencana Dwija Sistha

Tugas Militer
Operasi Masohi / RMS tahun 1963
Operasi Trikora tahun 1963
Operasi Dwikora tahun 1965
Operasi G30S/PKI tahun 1965
Operasi Wibawa OPM tahun 1967
Team ICCS G IV tahun 1973
Operasi Seroja Tim-Tim 1976
Kegiatan Lain : Komandan Tim Ekspedisi Lembah X Irian Jaya (1969).
sumber, http://id.wikipedia.org/